Hal yang perlu diperhatikan dalam penomoran versi pada
software adalah pihak yang akan menggunakan
software tersebut. Ada dua pihak yang terkait, yaitu: pengguna
software dan pengembang
software. Bila penomoran
software memperhatikan dua pihak maka pelayanan yang diberikan oleh pengembang
software dapat lebih memuaskan pengguna
software.
Pengguna Software
Penomoran versi
software berupa versi mayor, minor, revision, alpha, beta cenderung membingungkan pengguna
software yang umum. Bagi pengguna
software, lebih mudah dipahami bila versi
software berupa tahun. Apabila release
software begitu cepat dapat ditambahkan bulan. Misalnya: Microsoft Office
2007 yang mencerminkan bahwa
software tersebut dirilis di tahun
2007, Ubuntu
12.04 yang mencerminkan bahwa
software dirilis pada tahun 12 / 20
12 dan bulan
04 / April. Penomoran versi seperti pada Firefox 17.0 atau Google Chrome 23.0.1271.97 seakan tidak merupakan sesuatu yang sangat berarti bila dilihat dari sudut pandang pengguna. Begitukah ?
Pengembang Software
Pengembangan
software secara umum mengikuti penomoran versi sebagaimana
APR's Versioning Number. Penomoran versi ini digunakan untuk mendapatkan persamaan pemahaman tentang versi
software yang dibicarakan. Yang menarik pada
APR's Versioning Number tersebut adalah pembedaan perubahan nomor antara nomor major, minor dan patch.
MAJOR.MINOR.PATCH
Nomor major hanya berubah ketika ada penghapusan
constant atau
function. Dalam pengembangan
software yang dikembangkan oleh banyak
developer, penghapusan
constant atau
function adalah sesuatu yang krusial terkait dengan konsep
reusable yang telah diimplementasikan dalam hampir semua bahasa pemrograman.
Nomor minor hanya berubah bila bila ada penambahan
constant, penambahan
function, perubahan
function (
function yang lama masih belum dihapus),
depreciated function (
function direncanakan untuk dihapus namun
function yang lama masih belum dihapus).
Nomor patch hanya berubah ketika ada perubahan selain pada nomor major dan nomor minor.
Bagaimana sebaiknya?
Yep, pertanyaan tersebut susah untuk dijawab. Bila pengguna dari
software adalah developer dari
software lain atau bukan
end-user, mungkin penggunaan
APR's Versioning Number lebih bermanfaat. Kalau tidak, yang terpenting adalah
software yang didistribusikan dapat memberikan informasi yang cukup bagi pengembang untuk memperoleh kesamaan pemahaman terhadap
software yang dihadapi oleh pengguna. Dan, memberikan informasi yang cukup bagi pengembang lain yang menggunakan
output atau fitur dari
software tersebut.