Selasa, September 11, 2012

Obat Flu

Structure of N-acetyl-p-aminophenole
(paracetamol or acetaminophen)


Beberapa obat yang bebas dipasarkan di Indonesia sebagai obat batuk dan atau pilek memiliki komposisi dan kadar yang berbeda. Ternyata beberapa asumsi yang saya digunakan pada waktu memilik obat tidak tepat.

Kalau kita membaca komposisi obat batuk dan pilek, kabanyakan paracetamol disebutkan paling awal dan dengan dosis besar. Nah, dulu saya berasumsi bahwa paracetamol adalah komponen terpenting dalam kesembuhan. Namun asumsi ini salah, paracetamol, menurut saya setelah membaca beberapa referensi, hanya membantu mengubah kondisi badan sehingga proses penyembuhan bisa berjalan lebih cepat. Paracetamol digunakan secara luas sebagai pereda rasa sakit kepala dan pereda demam. Dosis pada obat yang beredar bebas, ada yang 500mg atau 350mg.

Phenylpropanolamine, digunakan sebagai obat yang meningkatkan kewaspadaan dalam waktu singkat (stimulan), mengurangi hidung tersumbat dengan mengecilkan pembuluh darah (dekongestan), dan penghilang rasa lapar. Di United States, FDA melarang penggunaan  dengan alasan dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Di Singapura, Menteri Kesehatan meminta semua perusahaan farmasi yang memasarkan produk yang mengandung phenylpropanolamine untuk menarik kembali dan menghentikan produksi secara sukarela. Di Indonesia, menurut Badan POM, ada 57 jenis obat yang mengandung phenylpropanolamin.

Sebagai pengganti dari phenylpropanolamin, beberapa obat batuk menggunakan perpaduan antara pseudoephedrine dan guaifenesin atau pseudoephedrine dan dextromethorphan. Pseudoephedrine digunakan sebagai dekogestan untuk hidung, dan stimulan. Guaifenesin digunakan untuk meningkatkan volume dan mengurangi kekentalan dahak sehingga memudahkan untuk mengeluarkan dahak. Dextromethorphan digunakan untuk mencegah batuk dan mengurangi rasa sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar