Selasa, Juli 10, 2012

Strace : Debugging di Ubuntu

Awalnya saya heran, kenapa kok subversion nggak bisa jalan di netbook. Padahal koneksi ke internet-nya nggak pake proxy lho. Setalah searching ke sana kemari ketemu-lah halaman bug report yang error message-nya hampir sama dengan yang saya lihat di netbook 1005HA. Teknik yang digunakan untuk debugging adalah dengan menggunakan perintah strace sebelum perintah yang gagal dijalankan.

Ketemulah output sebagai berikut:
connect(4, {sa_family=AF_INET, sin_port=htons(8080), sin_addr=inet_addr("10.100.200.236")}, 16) = -1 EINPROGRESS (Operation now in progress) poll([{fd=4, events=POLLOUT}], 1, 3600000Jiahhh, ternyata masalahnya sudah ditemukan. terlihat di output message dari strace bahwa subversion mengakses proxy untuk connect ke internet. Problem solved :-)

Lebih jauh, Wikipedia memberikan informasi sebagai berikut:
strace is a debugging utility for Linux and some other Unix-like systems to monitor the system calls used by a program and all the signals it receives, similar to "truss" utility in other Unix systems. This is made possible by a kernel feature known as ptrace.

Senin, Juli 09, 2012

Kevalidan Informasi di Internet

Info icon 002Jaman informasi kayak gini kalo kita nggak hati-hati bisa kena hoax. masih sering saya lihat ada teman yang sharing posting-an kompasiana, blogdetik, salingsilang. Website yang saya sebutkan tadi adalah website citizen journalism. Artinya yang posting di website tersebut bisa siapa saja. Keunggulan dari website tersebut adalah kebaruan namun bahaya-nya adalah hoax.

Bukan maksud saya untuk merendahkan tulisan di sana tetapi ada beberapa hal yang seharusnya diperhatikan sebelum kita menyebarkan informasi yang ada:
  1. Look Who's Talking
    Siapa yang membuat tulisan tersebut dan apakah benar dia yang membuat tulisan tersebut ? apakah dia tidak copy paste dari tulisan lain ? Kalau website-nya sudah terkenal, sudah pastilah itu, misalnya: Budi Rahardjo, Wimar Witular.
  2. Kevalidan referensi
    Apabila ada tulisan yang memberikan referensi, apakah referensi tersebut bisa dipercaya ? Sumber informasi yang bisa dipercaya, tetapi tidak selalu:
    1. Website Pemerintah. Biasanya website ini ber-domain go.id (Indonesia), .gov (Amerika). Tidak semua orang bisa dengan mudah mendapatkan domain ini. Ada persyaratan yang harus dipenuhi. Misalnya: Pemerintah Republik Indonesia, Kementerian Keuangan, NASA
    2. Website Organisasi Internasional. Misalnya: Institute of Electrical and Electronics Engineers.
    3. Website Berita. Untuk website berita, saya sarankan untuk membaca berita yang sama di website berita yang berbeda, apakah keduanya memberikan data yang sama. Perhatikan dengan baik apa yang ada dalam tanda kutip, itulah yang bisa Anda jadikan acuan. Dan bandingkan antara kutipan dan bagian lain dalam tulisan tersebut, ada beberapa tulisan yang nggak sama, lho. Misalnya: Kantor Berita Antara, RCTI, SCTV, Kompas

Apakah Wikipedia bisa menjadi sumber referensi ?
Jawaban singkatnya adalah TIDAK. Semua orang bisa mengubah halaman di Wikipedia. Kevalidan informasi di Wikipedia dilihat dari referensi yang digunakan. Oleh karena itu teman, dalam karya ilmiah, seharusnya referensi yang digunakan adalah yang ada dalam bagian referensi, biasanya letaknya di bagian bawah halaman.



Sabtu, Juli 07, 2012

Cara Aman N Legal Nampilin Gambar di Website Kita Punya

Kalo postingan kagak pake image tuh kayaknya kurang sedap. Jadi perlulah kita ambil screenshot di layar ato hasil dari bidikan kamera trus upload ke website ato blog. Tapi kadang yang kita mau bahas tuh nggak ada hubungan dengan mereka. So, ada beberapa temans yang search images di Google Image trus diambilah itu gambar dari situ.

Sadarlah kawan, tak semua dari copyright owner gambar tersebut mengijinkan kita main copy paste.

Maka saya perkenalkanlah Wikimedia Commons bagi yang belum berkenalan. Intro-nya kayak begini:

"Wikimedia Commons is a media file repository making available public domain and freely-licensed educational media content (images, sound and video clips) to everyone, in their own language. It acts as a common repository for the various projects of the Wikimedia Foundation, but you do not need to belong to one of those projects to use media hosted here. The repository is created and maintained not by paid archivists, but by volunteers. The scope of Commons is set out on the project scope pages." Sumber: Wikimedia Commons

Cukup cari gambar yang diinginkan di Mediawiki Commons, klik "Use this file". Akan muncul gambar di atas, tinggal copy paste HTML Code.

Jumat, Juli 06, 2012

Mendaftar URI packages untuk Ubuntu Safe Upgrade

Ubuntu logoDengan banyaknya supporter distribusi linux Ubuntu memiliki variasi pengguna yang cukup lengkap. Termasuk Indonesian yang punya istilah "lemot" :-) Salah satu aktifitas sehari-hari, mungkin kita nggak nyadar karena udah otomatis by system, adalah update package. Berikut hasil research perihal upgrade package dengan fokus pada network yang punya kecepatan alakadar-nya :-)

  1. Apt Get Upgrade

    Halaman di atas memberikan informasi bagaimana cara mendapatkan URL yang dibutuhkan untuk upgrade package. Namun dari pengalaman menyedihkan, proses ini tidak saya recomend karena seringan system jadi ada yang nggak jalan. Cara paling aman yang selalu saya tempuh adalah melalui perintah sudo aptitude safe-upgrade. Tuh, safe upgrade khan ? jadi nggak kayak sudo apt-get upgrade yang mengerikaaan.

  2. Aptitude Safe Upgrade + Apt Get Install + WGet + Dpkg

    Nah, dengan cara ini, kita bisa dapet itu package mana saja yang bisa di-update dengan aman. Disusul dengan perintah berikutnya yang akan mencari URL dimana package update-an bisa di-download. Trus dengan WGet, Anda bisa nyari tempat yang internetnya kenceng, misalnya di kantor karena jarang ada admin yang block repository ubuntu. Habis package .deb selesai di-download, Instalasi bisa dilakukan dengan Dpkg. Script-nya nehh :



Kamis, Juli 05, 2012

Hapus revisi di subversion

Subversion-logo Sebelum gebyar-gebyar Fossil, Git, dan Bazzar adalah Subversion yang berusaha menggantikan CVS.

Di dokumentasi resmi subversion, hal ini bisa dilakukan dengan revert disusul dengan merge. Namun hal ini tidak menghapus total versi yang akan dihapus karena masih terlihat pada nomor revisi yang bertambah.

Rob Mayhew menjelaskan teknis menghapus revisi ini dengan membuat dump kemudian me-restore ke repository baru dengan menggunakan svnadmin. Sebetulnya ada lagi cara yang lebih mudah melakukannya tanpa tools, hanya notepad dan windows explorer. Syaratnya Anda harus mempunyai akses ke file repository Subversion.

Okay, let's do it:
  1. Edit file <repository>/db/current. Isi dengan nomor revisi yang Anda inginkan
  2. Hapus file di <repository>/db/current/revprops. Folder ini berisi properties atau meta data dari tiap revisi. Nama file sesuai dengan nomor revisi.
  3. Hapus file di <repository>/db/revs/0. Folder ini berisi object pada tiap revisi. Nama file sesuai dengan nomor revisi.
  4. Done. Coba check dengan tortoise di menu "Show log" atau via command line dengan perintah "svn log".

Rabu, Juli 04, 2012

So.cl

So.clSocial media nampaknya selalu mendapatkan perhatian raksasa di industri IT. Lagi-lagi Microsoft bikin sensasi dengan me-lauch website social media So.cl. Hmm, setelah beberapa nge-test, ada beberapa hal yang menarik dari website ini, antara lain:

  1. Open ID
    Paling seneng dech kalo ketemu website baru yang login-nya pake OpenID. Nggak perlu lagi pusing nyari username yang belum kepake, nyari inspirasi password, ngetik alamat dan segala macem detil yang menyebalkan. Di So.cl kita bisa login pake Facebook atau Microsoft Live. Ada yang pake Microsoft Live ? Saya daftar-nya ke sana aja udah males, he .. he ..
  2. Fragment ("#")
    Inilah yang saya tunggu di Google+ atau Facebook. Dengan menggunakan fragment, halaman tidak di-load ulang, tetapi So.cl memanfaatkan javascript untuk mengambil data dan menampilkan data tersebut pada halaman yang sama. Saya rasa metode ini lebih efisien daripada memprioritaskan penggunaan cache. Emang sich, kalo nge-liat penjelasan teori-nya "cache" lebih keren, tapi untuk saat ini kurang user friendly. Resiko yang dihadapai dengan penggunaan fragment adalah load memori ke client lebih besar, tetapi ini juga tergantung management memori dari browser yang digunakan.
  3. HTTP
    Kalo social media tuh kayaknya nggak cocok kalo pake protocol HTTP karena hampir seluruh informasi yang di-akses bersifat private. Google+ menggunakan 100% HTTPS bahkan image-nya pake HTTPS pula. Facebook 50-50, halaman bisa pake HTTPS tapi images pake HTTP.
  4. Domain
    Duh, kenapa sich pake domain So.cl. Bakal langsung kena block ama admin di level domain. Block di level domain lebih rendah resource yang digunakan dari pada block di level url karena tidak perlu search di string url. Cukup waktu resolve domain langsung di-block. Coba misalnya pake url http://www.microsoft.com/social. Kalo pun mau di-block, perlu proxy server dengan spesifikasi yang lumayan supaya bisa jalan normal.